Menjauhi Media Sosial dan Solusinya

Media sosial yang tersedia secara gratis memberikan kita kemudahan dalam berjejaring sosial, misalnya Instagram, Facebook, Tiktok, dan lain-lain. Tanpa disadari oleh banyak penggunanya, ada dampak buruk sebagai bayaran atas fitur-fitur gratis tersebut. Berikut ini saya menyajikan beberapa alasan mengapa kita sebaiknya menjauhi media sosial. Selain itu, saya juga memberikan solusinya pada bagian akhir tulisan.

FOMO

Fear of Missing Out merupakan perasaan cemas yang timbul karena takut ketinggalan suatu peristiwa atau informasi. Mari kita renungkan kembali, dari sekian informasi yang kita peroleh dari media sosial, seberapa banyak informasi yang relevan? Banyak informasi yang tampil ke layar gawai kita tanpa kita memintanya terlebih dahulu. Akibatnya, kita cenderung kecanduan melakukan scroll tanpa henti. Selain itu, kita juga menjadi memiliki kecenderungan untuk mengikuti suatu tren tertentu. Padahal tidak semua tren itu bersifat baik.

Hal ini wajar terjadi karena manusia memiliki kecenderungan untuk ingin tetap bersama di dalam suatu komunitas. Masalahnya engineer platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok melakukan eksploitasi terhadap kondisi psikologi manusia demi kepentingan platform mereka. Mereka menginginkan kita untuk menggunakan platform mereka secara terus menerus. Seharusnya rasa penasaran manusia digunakan untul hal-hal yang bermanfaat. Dengan menjauhi media sosial, kita dapat menggunakan waktu kita secara lebih bijak.

Hoax

Hoax atau berita bohong menjadi hal yang tak dapat terhindarkan dengan adanya media sosial. Demi mendapatkan popularitas yang instan ataupun demi suatu kepentingan tertentu, para pengguna media sosial mudah saja untuk membagikan hoax. Anonimitas akun-akun yang ada di media sosial juga sulit untuk dipertanggungjawabkan. Begitu banyak konten-konten yang sama sekali tidak memberikan manfaat dan justru membahayakan pola pikir penggunanya. Sebut saja influencer-influencer yang suka memamerkan kekayaannya dengan tujuan menipu banyak orang agar membeli barang dagangannya. Sayangnya, banyak orang yang tertipu dengan angan-angan kekayaan instan.

Halo Effect

Lu cantik, lu aman.

Untung aja cakep.

Kurang lebih begitulah fenomena yang terjadi pada platform media sosial. Penampilan yang menarik menghasilkan bias bagi kebanyakan orang. Dengan penampilan yang menarik, seseorang dapat lebih diterima oleh suatu komunitas. Padahal ketampanan atau kecantikan seseorang tidak memiliki korelasi terhadap kepribadian ataupun kompetensi seseorang. Lebih jauh, hal ini juga menjadi dampak buruk terhadap kepercayaan banyak orang bahwa harus menjadi tampan/cantik agar menjadi yang terbaik. Hal ini diperparah oleh iklan-iklan perawatan kulit, alat make-up, serta film-film yang menayangkan “pemeran baik” dengan paras yang rupawan.

Perspektif Islam

Agama Islam melarang kita untuk menciptakan gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan), baik dengan alat lukis ataupun kamera. Selain itu, agama Islam juga memerintahkan umatnya agar menundukkan pasangan kepada lawan jenis yang bukan mahramnya.

Dalam surah Al-An’am ayat 116, Allah memerintahkan kita agar tidak mengikuti kebanyakan orang, melainkan mengembalikan segala sesuatu kepada syariat Islam. Penggunaan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook membuka ruang perzinaan karena campur baur antara lelaki dan perempuan di dalamnya. Kemudian, Allah juga memerintahkan kita , laki-laki dan perempuan, untuk menundukkan pandangan. Dengan menjauhi media sosial, kita dapat menutup pintu-pintu keburukan.

Solusi

Banyak platform lain yang dapat kita gunakan untuk berbagi informasi, yaitu situs blog. Terdapat berbagai layanan untuk menulis blog yang tersedia secara gratis, di antaranya adalah Blogger dan WordPress. Saya pribadi memilih layanan hosting berbayar supaya saya punya kontrol penuh terhadap fitur dalam situs yang saya kelola.

Dengan menulis di Blog, suatu informasi dapat terdokumentasi dengan lebih baik. Informasi yang kita tuliskan di blog dapat terindeks oleh mesin pencari seperti Google, Bing, dan lain-lain. Dengan demikian, informasi yang kita bagikan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Itulah beberapa alasan serta solusi dalam menjauhi media sosial. Mari wujudkan budaya yang sehat dalam penggunaan internet.

Tinggalkan Balasan